Ukurannya super kecil, tak bisa dilihat dengan mata telanjang, dan selalu berulah ketika memasuki tubuh manusia. Coba tebak? Bagi kamu yang menjawab virus atau bakteri, tepat jawabannya. Meski keduanya terbilang kecil dan tak terlihat, tetapi efek yang ditimbulkan tidak main-main. Contohnya, pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh keluarga virus corona.
Ratusan negara di berbagai benua masih kewalahan mengatasi pandemi ini. Ratusan ribu orang terjangkit virus corona, ribuan tewas, tetapi banyak pula yang sembuh dari serangan COVID-19.
Nah, menyoal virus dan bakteri, lantas apa sih perbedaan virus dan bakteri? Seperti apa infeksi yang ditimbulkan kedua makhluk nakal tersebut?
Infeksi virus dan bakteri memang berbeda, tetapi gejala yang timbul akibat kedua infeksi tersebut terkadang begitu mirip. Meski begitu, ada dua hal utama yang bisa membedakan antara virus dan bakteri.
Pertama, dari ukuran. Virus merupakan mikroba yang ukurannya sangat kecil. Mereka hidup dan berkembang biak dengan cara menempel pada sel inangnya. Ketika masuk ke dalam tubuh, virus yang jahat akan menyerang sel-sel tubuh inangnya, dan terus berkembang biak.
Menurut peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, virus itu antara hidup dan mati, sedangkan bakteri adalah makhluk hidup. Begitulah ilmuwan menyebutnya.
Bagaimana dengan ukuran bakteri? Bakteri punya ukuran yang lebih besar daripada virus. Bakteri juga bisa dilihat enggan mikroskop cahaya. Lain ceritanya dengan virus. Untuk melihat virus perlu membutuhkan mikroskop yang lebih canggih, seperti mikroskop elektron.
Selain ukuran, ada pula perbedaan mendasar antara virus dan bakteri. Bakteri bersifat uniseluler, secara biologis punya dinding sel ribosom, dan bisa bereproduksi sendiri. Bagaimana dengan virus?
Virus tidak memiliki sel, dirinya antara hidup dan mati. Hal yang perlu ingat, virus harus menumpang pada makhluk hidup lain yang disebut inang, termasuk manusia, untuk bisa berkembang biak. Virus menggunakan sel dalam tubuh inang untuk mereplikasi diri.
Kesimpulannya, virus bersifat parasit karena tidak bisa bereplikasi sendiri. Selain itu, virus juga enggak bisa hidup di luar sel inangnya dalam waktu yang lama. Singkat kata, virus harus mencari inang untuk bisa bertahan hidup.
Bakteri merupakan mikroorganisme yang bisa hidup di berbagai jenis lingkungan. Jangan kaget ya, bakteri juga ada di dalam tubuh manusia, lho. Enggak usah panik, bakteri di dalam tubuh kita adalah bakteri baik, dan berperan untuk melindungi tubuh dari bakteri patogen atau bakteri jahat. Para pakar menyebut bakteri baik sebagai flora normal.
Bagaimana dengan bakteri jahat? Bakteri patogen inilah yang menjadi biang keladi timbulnya infeksi dan penyakit dalam tubuh kita. Sebut saja tuberkulosis, radang tenggorokan, hingga infeksi saluran kemih.
Apa kabarnya dengan virus? Virus tak ada yang baik, semuanya jahat. Virus itu merusak, membunuh, dan mengubah sel-sel dalam tubuh. Contohnya, sel hati, darah, atau saluran pernapasan.
Mau tahu penyakit yang disebabkan oleh virus? Banyak, mulai dari flu, herpes, cacar air, hepatitis B dan C, HIV serta AIDS, ebola, hingga COVID-19 yang diakibatkan oleh virus corona terbaru, SARS-CoV-2.
Penyakitnya sudah, bagaimana dengan obat? Untuk mengatasi infeksi virus, dokter akan memberikan obat antivirus. Namun, beberapa penyakit akibat infeksi virus bisa kok sembuh dengan sendirinya. Pengobatan dalam hal ini hanya membantu meringankan gejala pasien. Menurut para pakar, meningkatkan daya tahan tubuh menjadi kunci utama untuk melawan virus.
Sedangkan mengobati infeksi bakteri lain lagi. Dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Alasannya, antibiotik bisa menghambat proses perkembangan dan metabolisme bakteri di dalam tubuh kita.
Hal yang perlu dicatat, antibiotik dan selamanya efektif membunuh bakteri. Lantaran mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang amat cepat. Ada pula yang harus diperhatikan. Infeksi virus tak bisa diobati dengan antibiotik, sebab obat jenis ini tidak bisa membunuh virus dalam tubuh.
Nah, sudah mengerti kan mengenai perbedaan virus dan bakteri?
Yuk, pastikan sakitmu bukan karena virus corona. Nah, bila dirimu mencurigai diri atau anggota keluarga mengidap infeksi virus corona, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan kepada dokter.